Asa Positif
Berbaik sangkalah.
Berusahalah.
perjalanan kesana kemari yang banyak memberikan pelajaran.
seperti biasanya, rute kami selama kurang lebih 6-7 bulan ini masih lampung-serang-bogor-cikarang. Perjalanan yang dapat dikatakan cukup menguras tenaga karena (terkadang) kami harus berburu waktu mendapatkan bus ke tempat tujuan.
terkadang juga sangat terasa waktu kami habis di jalan. tenaga dan energi sudah lelah sebelum berperang.
Tapi, lihatlah bagaimana seharusnya menikmati perjalanan. Terkadang, ada cemas, khawatir dan ketakutan. Tapi, selalu, selalu dan selalu ada cara yang bisa membuat kami merasa tenang. Tenang, ada Dia yang maha memberikan pertolongan.
lagi lagi, setiap perjalanan itu memberikan pengajaran bagi kami. Kemanapun, hanya saja terkadang kami lupa, ketika lelah sudah menghampiri.
Melihat perumahan mewah hingga yang tak layak, pekerja yang beralaskan tanah untuk merabahkan badan, anak jalanan dan pengamen, dari yang hanya menggunakan tangan untuk bertepuk2 dan menyanyi, hingga rombongan seperti penyanyi pro yang layak menjadi musisi handal.
miris terkadang, seperti kasihan, ternyata banyak yang mengalami kesulitan lebih dari kami. Bersyukur sangat ketika masih bisa tinggal di tempat yang layak, dan makan masih enak.
terkadang, kami malah menjadi pembenci. Bukan pembenci yang fanatik garis keras. Hanya merasa kesal dengan kebijakan dan kesenangan yang justeru menyengsarakan. Melihat kaum bawah yang kesulitan. Peminta-minta, ada yg masih telihat mampu untuk bekerja, ada pula yang sufaj seperti sebatang kara.
Dunia per-terminal-an dan jalanan. Penjual yang menjajakan dagangannya, berdesakan, berebutan, masuk ke dalam bis menyapa penumpang. anak-anak belia belum cukup usia mencari nafkah, mengedar amplop kosong untuk diisi sumbangan. Menyedihkan, terlalu keras, terlalu kejam. Tetapi dari mereka kemudian mengambil pelajaran. Apalagi menyuguhkan kalimat yang tertuang dalam lagu kenangan dan juga buatan. Kemudian mata hati dan pikiran tergugah. Hidupku tak seburuk mereka, kami masih beruntung.
Pelajaran untuk berusaha, tak perlulah dilihat, tetap berusaha dan mencoba. Hanya harus menghargai, jangan mencaci. Ada alasan yang mungkin tak diketahui kenapa mereka memilih jalan begini atau begitu. Seperti kita yang juga punya alasan untuk bertahan atau berhenti (berjuang).
Berusahalah.
perjalanan kesana kemari yang banyak memberikan pelajaran.
seperti biasanya, rute kami selama kurang lebih 6-7 bulan ini masih lampung-serang-bogor-cikarang. Perjalanan yang dapat dikatakan cukup menguras tenaga karena (terkadang) kami harus berburu waktu mendapatkan bus ke tempat tujuan.
terkadang juga sangat terasa waktu kami habis di jalan. tenaga dan energi sudah lelah sebelum berperang.
Tapi, lihatlah bagaimana seharusnya menikmati perjalanan. Terkadang, ada cemas, khawatir dan ketakutan. Tapi, selalu, selalu dan selalu ada cara yang bisa membuat kami merasa tenang. Tenang, ada Dia yang maha memberikan pertolongan.
lagi lagi, setiap perjalanan itu memberikan pengajaran bagi kami. Kemanapun, hanya saja terkadang kami lupa, ketika lelah sudah menghampiri.
Melihat perumahan mewah hingga yang tak layak, pekerja yang beralaskan tanah untuk merabahkan badan, anak jalanan dan pengamen, dari yang hanya menggunakan tangan untuk bertepuk2 dan menyanyi, hingga rombongan seperti penyanyi pro yang layak menjadi musisi handal.
miris terkadang, seperti kasihan, ternyata banyak yang mengalami kesulitan lebih dari kami. Bersyukur sangat ketika masih bisa tinggal di tempat yang layak, dan makan masih enak.
terkadang, kami malah menjadi pembenci. Bukan pembenci yang fanatik garis keras. Hanya merasa kesal dengan kebijakan dan kesenangan yang justeru menyengsarakan. Melihat kaum bawah yang kesulitan. Peminta-minta, ada yg masih telihat mampu untuk bekerja, ada pula yang sufaj seperti sebatang kara.
Dunia per-terminal-an dan jalanan. Penjual yang menjajakan dagangannya, berdesakan, berebutan, masuk ke dalam bis menyapa penumpang. anak-anak belia belum cukup usia mencari nafkah, mengedar amplop kosong untuk diisi sumbangan. Menyedihkan, terlalu keras, terlalu kejam. Tetapi dari mereka kemudian mengambil pelajaran. Apalagi menyuguhkan kalimat yang tertuang dalam lagu kenangan dan juga buatan. Kemudian mata hati dan pikiran tergugah. Hidupku tak seburuk mereka, kami masih beruntung.
Pelajaran untuk berusaha, tak perlulah dilihat, tetap berusaha dan mencoba. Hanya harus menghargai, jangan mencaci. Ada alasan yang mungkin tak diketahui kenapa mereka memilih jalan begini atau begitu. Seperti kita yang juga punya alasan untuk bertahan atau berhenti (berjuang).
Komentar
Posting Komentar