Peka atau Tidak Peduli? (Part 1)

Ada saatnya kita harus peka, Ada waktunya untuk tidak peduli.

Sebagai mahluk sosial, kita tentu saja tidak dapat terlepas dengan mahluk sekitar. Terutama dalam berinteraksi dengan lingkungan yang tentu didalamnya sangat beragam.

Kita diharuskan untuk bisa simpati dan empati terhadap orang lain. Tetapi semakin kemari, sikap tersebut semakin lama semakin terkikis, semakin pudar. Terlalu besar berempati hingga terjerumus dalam lingkaran ikut campur terhadap urusan orang lain. Terkadang ada orang lain lapang menerima bantuan yang kita berikan. Akan tetapi ada sebagian pula yang merasa risih jika segala aktivitas dan masalah pibadinya terlalu di "ikut campuri".

Setiap orang memiliki privasi. Kita, aku, kamu, mereka, masing-masing memiliki privasi. Biarkan setiap orang berkembang dengan caranya sendiri. Biarkan setiap orang menyelesaikan masalahnya dengan menemukan jalannya sendiri.
Jangan kemudian kita justeru menjadi duri dalam daging yang kemudian menjadi beban pikiran orang lain karena sikap kita dan ucapan kita.

Maka, ada saatnya kita untuk peduli, membantu dan meringankan beban orang lain. Tetapi ingat, secukupnya dan sekadarnya dan berikan yang terbaik.  Secukupnya, karena kita hanya sekedar membantu, bukan sebagai pelaku utama pemilik masalah.

Masing-masing dari kita memiliki kemampuannya sendiri.

Selanjutnya: (Part 2) Peka Atau Tidak Peduli: Standar manusia berbeda

Komentar